Selasa, 29 Oktober 2013

PKL

PKL (praktek kerja lapangan) yaitu merupakan salah satu kurikulum wajib khususnya bagi fakulta PERTANIAN untuk menempuh program S1 oleh mahasiswa agribisnis di universitas islam “45” bekasi. PKL (praktek kerja lapangan) di selenggarakan selama 1 bulan.
Pelepasan PKL (praktek kerja lapangan) dari universitas pada tanggal: 29 januari 2013 dan penarikan PKL (praktek kerja lapangan) pada tanggal :28 februari 2013 tapi ada juga lebih itu.
Pelasanaan PKL kita di tugaskan dari kampus ada 2 tempat yaitu :di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian (BBP_Pascapanen) & Balai Tanaman Rempah dan Obat (BALITTRO), Jl.Tentara Pelajar No.12A, Kampus Penelitian Pertanian Cimanggu, Bogor.
Di kelompok 1 ada 4 orang 2 cowok dan 2 cewek ia sebut saja namannya ahmad fuadi, ricard bertony, uswatun hasanah dan hasiyah. Sedangkan kelompok 2 ada 3 orang,1 cewek dan 2 cowok,sebut saja namanya: Sherly Amalia, Riduwan Noor Saleh dan Ahmad Saleh Jamil. disini kita di beri tugas untuk mempertanggung jawabkan program mandiri, masing- masing program, setiap program orang memiliki 1 program ungulan.

Dari program kelompok 1 (satu) program mandiri saudara / saudari:
Uswatun Hasanah

“Metode Proses Pengolahan Tepung berbasis chip ”
Dalam proses pengolahan tepung kentang dilakukan ada 4 (empat) perlakuan  dengan 2 (dua) kali ulangan yaitu:
1) tanpa kupas adalah proses pengolahan tepung kentang tapa dikupas kulitnya setelah umbi kentang dicuci dan langsung di slicer/ diiris, kemudian diblanching selama 5 menit dan direndam selama 15 menit kedalam air yang sudah diberi campuran larutan kimia Na Bisulfit untuk mencegah brownin,kemudian dibilas dgn air bersih dan di tiriskan kedalam mesin peniris, setelah ditiriskan di masukkan kedalam mesin pengering/ try dryer sendang suhu 60 0C. Seteah kering kentang dimasukan kedalam mesin disk mill  (80 mesh) untuk proses penepungan.
2) tapas kawat adalah proses pengolahan umbi kentang yang telah dicuci dan dikupas dengan tapas kawat,
3) kupas peeler adalah proses pengolahan umbi kentang yang telah dicuci dan dikupas dengan dengan menggunakan pisau peeler,
4) Lye peeling adalah proses pengolahan umbi kentang yang telah dicuci dan dikupas dengan menggunakan larutan alkali / dengan metode kimiawi dengan larutan NaOH 100 ppm dan bahan yang akan dikupas  dicelupkan selama 3 menit kedalam larutan alkali (9% NaOH). Perlakuan Lye peeling mengunakan lurutan NaOH untuk dipanaskan dengan  suhu 900c untuk menyebabkan bagian kulit kentang dapat terpisah atau terkelupas dengan sendirinya.  kemudian di angkat dibilas air besih  dan kemudian dibilas lagi dengan larutan  asam sitrat 2%, untuk pembilasan ke 2 dengan air bersih kemudian di kupas tapas biasa setelah itu di slicer/penirisan, kemudian blanching untuk perendaman Na bisulfit selama 15 menit,kemudian ditiriskan setelah penirisan selesi di masukkan kedalam mesin pengerng dengan suhu 60 0c Seteah kering kentang dimasukan kedalam mesin disk mill  (80 mesh) untuk proses penepungan.  dari ke 4 perlakuan ini akan memiliki perbandingan masing- masing.
Hasiyah

“Metode Proses Pengolahan Tepung Bawang Merah “
Dalam proses pengolahan tepung bawang merah dilakukan ada 3 (tiga) perlakuan yang bertujuan untuk mengetahui setiap varietas masing- masing, dari 9 varietas bawang merah memiliki perbandingan  rendemen dengan mengunakan 3 perlakuan yaitu: kontrol/air, Na bisulfit dan Asam sitrat.
Proses pengolahan tepung bawang merah meliputi beberapa tahap yaitu:
1) Tahap Pengupasan adalah Pengupasan dilakukan dengan menggunakan pisau yang tajam untuk mencegah kerusakan jaringan bawang merah sehingga perubahan enzim dan penurunan rasa pedas dapat dikurangi (Cruess dalam Hartuti dan Sinaga, 1995).
2) Tahap Pengirisan /perajang adalah mengiris bawang merah menggunakan alat manual / pisau stainless yang tajam dengan irisan membujur, pangilisan pada perlakuan varietas masing – masing dengan tebal pengirisan 1-3 mm.
3) Perendaman adalah Perendaman setelah bawang merah dirajang setiap  varietas      masing – masing dengan jumlah berat 4,5 kg direndam dalam 3 perlakuan yaitu :
Ø kontrol dengan air biasa tanpa tambahan larutan kimia, setelah bawang merah selesai di iris lalu di bilas dengan air biasa.
Ø Bisulfit  Sulfit setelah bawang merah selesai diiris kemudian di rendam ke dalalam larutan kimia Na Bisulfit  dngan 500 ppm  selama 10 menit.
Ø  Asam sifat setelah bawang merah selesai diiris kemudian di rendam ke dalalam larutan kimia 1000 ppm = 1 gram dalam 1 liter air,dengan konsentrasi 500 ppm - 1.500 pprn selama 5-10 rnenit.
Ø Peranan senyawa sulfit dalam bahan pangan adalah sebagai antioksidan, mencegah kerusakan vitamin C, juga dapat memucatkan warna alami pangan, menghambat reaksi pencoklatan enzimatis dan nonenzimatis (Buckle et.al. dalam Hartuti dan Histifarina, 1997). Disamping'itu penambahan senyawa sulfit dapat meningkatkan daya perlindungan terhadap reaksi pencoklatan yang sering terjadi pada bahan yang dikeringkan. Warna merupakan salah satu atribut kualitas yang paling penting untuk semua prodilk segar maupun olahan.
4) Penirisan  adalah Bawang merah setelah direndam  sesuai dengan perlakuanya masing- masing, kemudian dibilas dengan air bersih, selanjutnya ditiriskan agar air terpisah dari bahan.
5) Pengeringan dengan oven adalah suatu metode untuk  mengeluarkan sebagian air, suatu bahan dengan cara menguapkan air dengan mengunakan energi panas, biasanya kandungan air bahan tersebut menyusud / kering,dengan  mengunakan suhu oven 50- 60 0c selama ± 10 jam.
6). Penggilingan adalah Irisan bawang merah yang telah kering digiling dengan    menggunakan alat Blender, untuk mendapatkan tepung bawang merah yang halus. selanjutnya tepung bawang merah di timbang.


Ahmad fuadi
“Karakteristik sifat fisik dan kimia cabai merah”
Pengamatan cabai merah ada 4 (empat)  pengamatan, pengamatan sifat fisik dan kimia,organoleptik dan mikrobiologi, untuk  mengetahui 4 pengamatan cabai merah yaitu:
1) Pengamatan Fisik adalah meliputi panjang,lebar,diameter, panjang tangkai mahkota buah, bobot susut,berat jenis,jumlah biji, tekstur permukaan kulit  dan tebal daging.
2) Pengamatan Kmia adalah melipiti kadar air, kadar abu,kadar protein,kadar lemak,kadar vitamin dan kadar capsaici.
3) Pengamatan Organoleptik adalah pengamatan yang meliputi penampakan warna ,tekstur,dan kesukaan secara keseluruhan.
4) Pengamatan Mikrobiologi adalah pengamatan yang meliputi cabai merah yang rusak seperti adanya jamur.

Ricard Bertony
“Karakteristik sifat fisik dan kimia kentang”
Pengamatan kentang ada 4 (empat)  pengamatan, pengamatan sifat fisik dan kimia,organoleptik dan mikrobiologi, untuk  mengetahui 4 pengamatan kentang yaitu:
1) Pengamatan Fisik adalah meliputi panjang,lebar,diameter, panjang tangkai mahkota buah, bobot susut,berat jenis,jumlah biji, tekstur permukaan kulit  dan tebal daging.
2) Pengamatan Kmia adalah melipiti kadar air, kadar abu,kadar protein,kadar lemak,kadar vitamin dan kadar capsaici.
3) Pengamatan Organoleptik adalah pengamatan yang meliputi penampakan warna ,tekstur,dan kesukaan secara keseluruhan.
4) Pengamatan Mikrobiologi adalah pengamatan yang meliputi cabai merah yang rusak seperti adanya jamur/ kapang.
Sedangkan Dari program kelompok 1 (satu) program mandiri saudara / saudari:
Sherly Amalia

“Produksi Nilam Sumatera”

1) Tanaman nilam adalah tanaman penghasil minyak atsiri, oleh sebab itu produksi, kadar dan mutu minyak serta sifat ketahanan terhadap penyakit merupakan faktor penting yang dapat dipergunakan untuk menentukan keunggulan suatu varietas. Banyak faktor yang mempengaruhi kadar dan mutu minyak nilam, antara lain, genetik, budidaya, lingkungan, panen dan pasca panen (Nuryani, 2006).
2) Produksi Nilam yaitu Hasil produksi tanaman nilam berupa daun. Selain daun, bagian tanaman lain yang dapat dipetik untuk disuling yaitu ranting, batang dan akar, tetapi kandungan minyak yang dimilikinya relatif lebih sedikit (Mauludi dan Asman, 2005). Dalam praktiknya semua bagian tanaman disuling dalam keadaan bercampur. Ciri khas lainnya yaitu bila daun nilam digosok akan basah dan mengeluarkan aroma khas nilam. Minyak nilam memiliki sifat khas yaitu semakin bertambah umurnya semakin harum wanginya. Oleh sebab itu minyak nilam yang berumur lebih lama lebih baik (Mangun, 2002). Di Indonesia terdapat tiga jenis nilam yang dapat dibedakan antara lain dari karakter morfologi, kandungan dan kualitas minyak dan ketahanan terhadap cekaman biotik dan abiotik. Nilam Aceh (P. cablin Benth atau P. patchouli) merupakan tanaman yang memiliki aroma khas dan rendemen minyak daun keringnya tinggi yaitu 2,5-5% dibandingkan dengan jenis lain. Nilam Aceh berkadar minyak tinggi (> 2,5%) sedangkan nilam Jawa rendah (< 2%) (Nuryani, 2006). Sebagai komoditi ekspor, minyak nilam mempunyai prospek yang cukup baik karena permintaan akan minyak nilam sebagai bahan baku industri parfum, kosmetik, sabun dan lainnya akan terus meningkat sejalan dengan meningkatnya pendapatan dan taraf hidup masyarakat. Harga minyak nilam ditingkat petani mencapai Rp. 200.000,- sampai dengan Rp. 800.000,- per kg, tergantung kualitas minyaknya. Oleh karena itu tanaman nilam perlu mendapat perhatian untuk dikembangkan lagi.

Riduwan Noor Saleh dan Ahmad Saleh Jamil

“Teknik Sambung Pucuk (Grafting) Batang Muda umur 5 hari  Pada Tanaman Jambu Mete”
Teknik sambung celah dengan entres yang mempunyai umur 5 hari, Batang bawah siap untuk disambung dengan  diameter telah berukuran 0,2 cm sampai 0,4.  Potong pucuknya pada bagian yang berwarna kecoklatan dan biarkan helaian daun sebelah bawah tetap berada pada batang bawah. Kemudian tepat ditengah bekas  dibelah dengan pisau tajam sedalam 0,5-1,5 cm.
Entris berasal dari pohon induk yang sehat, yang sedang dorman sepanjang 5-15 cm, kemudian daunnya dipotong.  Bagian pangkal entris disayat pada kedua belah sisinya sepanjang 1 – 3 cm membentuk baji dan disisipkan bagian baji dari entris kedalam celah batang bawah dan ikat dg tali plastik, sungkup dengan kantong  plastik transparan agar tetap lembab dan tempatkan di bawah naungan.  Sungkup plastik dibuka apabila mata tunas pada entris telah pecah, lebih kurang umur 1 bulan. Alat yang digunakan dalam teknik sambung pucuk gunting stek, pisau stek/cutter, tali plastic PE,plasti 1 kg.
Langkah langkah grafting
1. Memilih batang bawah yang diameternya kurang lebih sama dengan batang atas.potong batang bawah kurang lebih 7 – 12 cm dari permukaan tanah atau sekitar 1 cm dari bagian hipokotil.kemudian batang bawah di belah sekitar 0.5-1 cm.


2. Batang atas yg sudah disiapkan buang daunnya, kemudian sayat kedua sisi pangkal cabang sepanjang 0,5- 1 cm, sehingga bentuk seperti mata kampak.

3. Selanjutnya batang atas di masukkan kedalam belahan batang bawah,cambium harus menempel dengan tujuan agar aliran makanan bisa tersalurkan

4. Pengikatan atau pembalutan menggunakan sealtip(isolasi paralon) atau bisa juga menggunakan tali yang terbuat dari plastik es.

Tujuan penyungkupan adalah untuk menjaga kelembapan agar tetap tinggidan mengurangi penguapan di sekitar sambungan.Tempatkan tanaman tang sudah tersambung di tempah yang teduh atau di beri naungan agar terhindar dari panas matahari
Foto-Foto kegiatan PKL

proses pencucian kentang
proses pencucian kentang
Pengirisan Kentang
Proses Perendaman
 Proses Pengeringan
Hasil Sudah Kering
 Proses Pengupasan Bawang Merah
 Proses Pengiris Bawang Merah
Proses Perendaman
 Proses Penirisan 
 Pengeringan
 Hasil sudah kering
 Proses Penepungan
 Hasil tepung
Mengukur Tingkat Kepedasan
Menimbang Berat Cabai
Mengukur Cabai
mengukur tingkat warna kentang
 PerajanganNnilam Kering
 Proses Penjemuran Nilam
Hasil Minyak Nilam


Foto Detik-detik Trakhir PKL


Tidak ada komentar:

Posting Komentar